Yayasan Pendidikan Sosial (YPS) Darun Najah dirintis para keturunan Hj. Fatmah-H. Abdulloh terutama dua putra beliau, H. Achmad Faqih dan KH. Harun yang menjadi pengasuh pertama Ponpes Darun Najah. Hj. Fatmah adalah anak pertama dari H. Hasan-Utamah. 

Para keturunan H. Hasan-Utamah lainnya termasuk keturunan anak ketiga beliau, H. Ahmad Mu'min, juga ikut membantu pembangunan Ponpes dan Masjid Darun Najah serta unit pendidikan lainnya antara lain MI Darun Najah I (Putra), MI Darun Najah II (Putri), dan MTs Darun Najah. 

Di bawah ini link silisilah Bani H. Hasan-Utamah (istri pertama) termasuk di dalamnya keturunan Hj. Fatmah (anak pertama)-H. Abdulloh (menantu) dan H. Ahmad Mu'min (anak ketiga)-Hj. Halimah (menantu) sampai generasi keenam/ketujuh tahun 2023. Bani H. Hasan-Utamah Banyuwangi - Pohon Keluarga 

Komunitas Pegon - Abdullah, Komisaris Pertama NU Banyuwangi Haji Abdullah Tukangkayu demikian namanya tercantum dalam susunan pengurus pertama Nahdlatul Ulama Cabang Banyuwangi sebagaimana dimuat di Swara Nahdlatoel Oelama edisi Nomor 7 Tahun Ke-II Rajab 1348. Di sana ia termasuk jajaran komisaris. Kalau saat ini, bisa dikatakan sebagai pengurus lembaga. Nama Abdullah tersebut, mungkin cukup asing bagi kalangan Nahdliyin Banyuwangi. Namun, saat menyebut salah seorang anaknya, ingatan tersebut akan segera terpantik. Ia adalah ayahanda dari KH. Harun Abdullah, pendiri Pesantren Darunnajah, Tukangkayu. Abdullah merupakan seorang santri sekaligus seorang pengelana. Ia berasal dari Suku Bugis, Sulawesi Selatan. Masa mudanya ia habiskan dengan merantau. Mencari masa depan yang baik. Ia bersama sanak familinya pun berlayar. Beberapa saudaranya ada yang berhenti di beberapa daerah, seperti di Sumbawa dan Bali. Sedangkan Abdullah, hanya seorang diri yang memilih merantau ke Banyuwangi. Sesampainya di Banyuwangi, tak satu pun orang yang dikena atau tempat yang ditujunya. Hingga akhirnya, ia pun menjadi seorang buruh tani dari seorang tuan tanah di Tukangkayu. Ia bernama H. Hasan. Selama bekerja sebagai buruh tani tersebut, Abdullah menunjukkan kinerja yang baik. Tidak hanya hasil panen yang memuaskan, akan tetapi keluhuran akhlak dan keilmuwan agamanya juga menonjol. Hal tersebut membuat hati Haji Hasan kepincut. Ia pun menikahkannya dengan seorang anaknya bernama Fatma. Dengan Fatma tersebut, Abdullah membangun mahligai rumah tangga. Ia dikaruniai tujuh orang buah hati. Yakni, Djunaidi, Maimanah dan Faqih. Kiai Harun adalah putra keempat. Lalu, disusul oleh Rohmah, Sanusi, dan Bisri. Abdullah yang memiliki latar belakang kehidupan sebagai seorang santri, mendidik anak-anaknya pun dengan cara santri. Semua anaknya ia masukkan ke pesantren. Bahkan, bagi anak lelakinya, ia wajibkan untuk menuntut ilmu ke Mekkah seraya menunaikan ibadah haji ketika masih perjaka. Tentu saja Abdullah tak kesulitan membiayai pendidikan anak-anaknya. Selain mendapat warisan yang cukup, ia juga seorang pekerja keras nan tekun. Sedikit demi sedikit ia berhasil memupuk kekayaannya sendiri. Sebagaimana diakui oleh Kiai Harun saat wawancara dengan Zamaksyari Dhofier (dimuat dalam buku 'Tradisi Pesantren: Studi tentang Pendidikan Hidup Kyai). Ketika nyantri di Tremas, Pacitan, Kiai Harun mendapatkan kiriman paling banyak ketimbang santri pada umumnya. Ia setiap bulannya mendapat kiriman 35 gulden. Tak pelak kiriman yang besar itu, kerap kali ia gunakan untuk mentraktir kawan-kawannya sesama santri yang tak mampu. Aktivitas Abdullah berkecimpung di Nahdlatul Ulama dikemudian hari dilanjutkan oleh putra-putrinya. Kiai Harun, misalnya. Ia sampai menjadi Rais Syuriyah PCNU Banyuwangi. Bahkan pernah menjabat mustasyar PWNU Jawa Timur. Begitu juga dengan Hj. Rohmah. Ia merupakan perintis gerakan Muslimat NU Banyuwangi. Bagi yang berziarah ke makam Haji Abdullah, ia dimakamkan di pemakaman keluarga yang terletak di sisi selatan gedung Nagabulan. Tepatnya di Jalan Letkol. Sugiono, Kertosari, Banyuwangi. (*) #komunitaspegon #sejarah #islamnusantara #NU #nahdlatululama #banyuwangi | FacebookAbdullah, Komisaris Pertama NU Banyuwangi Haji Abdullah Tukangkayu demikian namanya tercantum dalam susunan pengurus pertama Nahdlatul Ulama Cabang Banyuwangi sebagaimana dimuat di Swara Nahdlatoel...

Not seeing anything above? Reauthenticate

Halal Bihalal Bani Jaddi H. Hasan & H. Abdulloh, 3 Mei 2022 M / 2 Syawal 1443 H 

Halal Bihalal Bani Jaddi H. Hasan & H. Abdulloh, 23 April 2023 M / 2 Syawal 1444 H